Baners

Rabu, 11 April 2012

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

APJII merupakan asosiasi yang bergerak dibidang jasa internet yang mengatur tarif jasa internet, pengembangan jasa internet, dllD


APJII mempunyai program-program seperti :
  • Tarif jasa internet
  • Pembentukan Indonesia-Network Information Center
  • Pembentukan Indonesia Internet Exchange
  • Negosiasi Tarif Infrastruktur Jasa Telekomunikasi
  • Usulan jumlah dan jenis provider
APJII juga memiliki misi dan tujuan sebagai berikut :
  1. Membantu para anggota dalam menyediakan jasa Internet yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
  2. Memasyarakatkan Internet dalam menunjang pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
  3. Mendukung terciptanya peluang bisnis pengusaha Indonesia melalui penyediaan sarana informasi dan komunikasi global.
  4. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan ekonomi di tanah air melalui kesempatan akses terhadap informasi dan komunikasi secara merata di seluruh pelosok Indonesia.
  5. Membantu para anggota dalam menyediakan sumber-sumber informasi mengenai Indonesia.
  6. Meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia dalam kerjasama Internasional.
Tugas-tugas pokok APJII adalah :
  1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.
  2. Melindungi kepentingan para anggota.
  3. Membantu usaha arbitrase dalam arti menengahi, mendamaikan dan menyelesaikan diantara anggota.
  4. Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antar anggota, antara anggota dengan Pemerintah dan antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra di dalam dan luar negeri, serta dunia usaha pada umumnya.
  5. Menyelenggarakan hubungan dengan badan perekonomian dan badan-badan lain yang berkaitan dengan dan bermanfaat bagi APJII, baik nasional maupun Internasional.
  6. Menjadi mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan komunikasi Nasional dan Internasional, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat digerakkan secara terpadu, efisien dan efektif.
Berdirinya asosiasi yang melayani jasa internet ini diharapkan dapat membantu perkembangan internet saat ini menjadi lebih baik. Perkembangan Internet saat ini sangat pesat, karena begitu banyak orang-orang yang memakai jasa Internet ini. Dengan content-content yang baru dan semakin interaktif, menarik perhatian para pangunjung dunia maya untuk menjelajahi web-web tersebut. Masing-masing web berlomba menyajikan content terbaik yang memuaskan pengunjung. Karena web itu dapat dinilai berkualitas dari content-content yang disajikan.

Bagaimana kita menilai content yang sehat atau tidak? Content yang sehat adalah content yang bersifat positif, da
pat memberikan manfaat-manfaat yang baik bagi pengunjung, dan memiliki sifat mendidik. Sesuai dengan UU ITE yang telah dibuat, diharapkan dapat menciptakan website-website yang memiliki content yang berkualitas dan sehat sesuai dengan hukum yang berlaku.

ID-CERT ( Indonesia Computer Emergency Response Team )

Dikarenakan masih banyak pengguna internet yang menyalahgunakan website, maka dibentuklah ID-CERT. ID-CERT merupakan organisasi yang melakukan advokasi dan koordinasi penanganan insiden di Indonesia. Jadi secara langsung, ID-CERT bekerja dalam menangani pengguna-pengguna internet yang melanggar hukum. Baik dalam pembuatan website, dalam pembuatan content, dalam penggunaan, semua diawasi oleh ID-CERT. Selain itu, ID-CERT juga memberikan informasi-informasi mengenai aturan-aturan keamanan dalam penggunaan internet.


IDNIC (Indonesia Network Information Centre)

merupakan organisasi yang didukung oleh APJII untuk menyediakan pengelolaan informasi jaringan nasional yang mandiri dan berkelanjutan. IDNIC akan terus berkembang dalam penyediaan informasi jaringan di Indonesia, sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri maupun untuk internasional.




Sumber :

Selasa, 03 April 2012

Kriteria Manager Proyek yang Baik!


Sebelum kita mengetahui bagaimana kriteria seorang manager proyek yang baik, alangkah baiknya bila kita lebih dahulu mengetahui arti dari Manajemen Proyek itu.

Manajemen Proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan, dan perbaikan yang berkelanjutan.

Kriteria seorang manajer proyek yang baik dapat dilihat dari 3 karakteristik, yaitu karakter pribadinya, karateristik kemampuan terkait dengan proyek yang dikelola, dan karakteristik kemampuan dengan terkait dengan tim yang dipimpin.

Kriteria Tingkat Kualifikasi Manajer Proyek yang Baik :
1. Berdasarkan Karakter Pribadi
- Memiliki pemahaman yang mennyeluruh mengenai teknis pekerjaan dan proyek yang dikelola olehnya.
- Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keutusan yang handal dan bertanggung jawab.
- Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
- Asertif.
- Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.

2. Berdasarkan Kemampuan terkait dalam proyek yang dikelola
- Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
- Melaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.
- Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
- Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.
- Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.
- Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.
- Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.
- Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.
- Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim.
- Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.

3. Berdasarkan Kemampuan terkait dengan tim yang dipimpin
- Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
- Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
- Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka.
- Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
- Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.
- Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik.
- Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang disusunnya.
- Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.
- Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya.
- Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya.
- Mampu membangun kedisiplinan secara struktural.
- Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta memanfaatkannya sebagai kekuatan individual.
- Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka.
- Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan kematangan serta pengembangan dirinya.
- Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.
- Memahami secara menyeluruh para anggota tim yang dipimpinnya dan mengembangkan komunikasi efektif di dalamnya.



Sumber :

COCOMO

COCOMO atau Constructive Cost Model adalah algoritma biaya perangkat lunak model estimasi yang dikembangkan oleh Barry Boehm W. Model ini menggunakan dasar regresi formula dengan parameter yang berasal dari data proyek historis dan karakteristik proyek ini.

COCOMO pertama kali diterbitkan tahun 1981 dalam buku Software Engineering Economics ciptaan Barry Boehm yang digunakan sebagai model untuk memperkirakan usaha, biaya, dan jadwal untuk proyek-proyek perangkat lunak. Studi yang dilakukan oleh Barry ini, meneliti proyek-proyek mulai dari ukuran 2000 sampai 100.000 baris kode dan bahsa pemrograman mulai dari perakitan untuk PL/I. Proyek-proyek ini didasarkan pada model air terjun pengembangan perangkat lunak umum pembangunan di tahun 1981. Dan proyek ini dikenal dengan COCOMO 81.

Pada tahun 1995, COCOMO 81 dikembangkan menjadi COCOMO II dan diterbitkan di buku Software Cost Estimation with COCOMO II. COCOMO II lebih cocok untuk memperkirakan proyek pengembangan perangkat lunak modem. Kebutuhan model baru datang sebagai perangkat lunak pengembangan teknologi pindah dari mainframe dan batch processing semalam untuk pengembangan desktop, usabilitas kode dan penggunaan off-rak-komponen perangkat lunak.

Ada 3 model jenis COCOMO :
1. Basic Cocomo
Basic Cocomo menghitung usaha pengembangan perangkat lunak (dan biaya) sebagai fungsi dari ukuran program. Ukuran program dinyatakan dalam ribuan perkiraan baris kode (SLOC).

2. Intermediete Cocomo
Intermediate COCOMO menghitung usaha pengembangan perangkat lunak sebagai fungsi dari ukuran program dan serangkaian "pengendali biaya" yang mencakup penilaian subjektif dari produk, perangkat keras, personil dan atribut proyek.

3. Detailed Cocomo
Detailed Cocomo menggabungkan semua karakteristik versi intermediate dengan penilaian terhadap pengaruh pengendali biaya pada setiap langkah (analisis, desain, dll) dari proses rekayasa perangkat lunak. Model rinci menggunakan pengganda usaha yang berbeda untuk setiap atribut cost driver. Ini pengganda Tahap Sensitif upaya masing-masing untuk menentukan jumlah usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tahap. Dalam COCOMO rinci, usaha tersebut akan dihitung sebagai fungsi dari ukuran program dan serangkaian driver biaya diberikan sesuai dengan setiap tahapan siklus hidup perangkat lunak. Sebuah jadwal proyek Detil tidak pernah statis.

Lima fase COCOMO rinci adalah:

  • rencana dan kebutuhan.
  • sistem desain.
  • rinci desain.
  • kode modul dan tes.
  • integrasi dan tes.



Sumber dan diterjemahkan :


Minggu, 01 April 2012

Aplikasi Open Source


Open Source Software atau Perangkat Lunak Bebas merupakan jenis perangkat lunak yang kode sumber-nya terbuka untuk dipelajari, diubah, ditingkatkan dan disebarluaskan. Karena sifatnya yang terbuka ini, umumnya pengembangannya dilakukan oleh satu komunitas terbuka yang bertujuan mengembangkan perangkat lunak bersangkutan. Produk perangkat lunak yang dihasilkan ini biasanya bersifat bebas dengan tetap menganut kaidah dan etika tertentu.

Mengapa kita dianjurkan untuk menggunakan aplikasi open source saat pembuatan aplikasi? Bahkan pemerintah juga menganjurkan demikian kepada masyarakat Indonesia. Karena ternyata, penggunaan peranti lunak open source lebih menghemat anggaran. Sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2005 tanggal 24 Oktober 2005, pemerintah meminta seluruh masyarakat menggunakan peranti lunak legal.

Selain itu, penggunaan peranti lunak open source ini akan menguntungkan pengguna, terutama dalam hal ketergantungan dan keamanan data.

Keuntungan dan Kerugian menggunakan Aplikasi Open Source :
1. Keuntungan
- Tersedianya source code dan bisa dimodifikasi
- Dapat disebarluaskan dan diperbaiki
- Lebih aman, karena kita sendiri yang memegang data lisensi
- Hemat biaya, karena tidak perlu membeli terlebih dahulu

2. Kerugian
- Tidak ada garansi dari pengembangan
- Kesulitan dalam mengetahui status project
- Tidak ada proteksi hukum

-

Sumber :